Tuesday, August 27, 2013

Lagu lama berjudul "Ramah"

Negara yang Ramah, Murah Senyum,.
Kayaknya slogan itu udah mulai usang dan jadi lagu lama.

bukan hanya isapan jempol gw berkata demikian, setiap kali gw ke kafe, pusat perbelanjaan, bahkan warung tenda, sangat jarang sekali gw menemukan para pelayan yang murah senyum. Yang ada mereka males-malesan ngelayanin sambil menyimpan kembali hape mereka ke saku.


Mungkin kita sudah lupa bagaimana berinteraksi sosial secara nyata, karena semakin seringnya kita berinteraksi dengan sesama lewat media sosial yang memang tidak memiliki kandungan emosi didalamnya.

Apakah masih pantas kita disebut sebagai nagara ramah yang murah senyum??
Okelah kalo di mall atau di cafe. Yang gw ga habis fikir, sekitar akhir juni gw maen ke transtudio bandung, dan tau apa yg gw dapet??. Yups, tempat yang notabene sebagai tempat hiburan, untuk mencari kebahagiaan sementara yg seharusnya kebahagiaan iti ditularkan oleh para petugas disana gw ga menemukannya. Ini kontras banget sama yang gw dapet waktu di disney resort jepang.. Semua orang tau kalo Jepang itu negara yang kaku, strict, kaya robot, tapi yg gw liat disana beda bgt. Petugasnya murah senyum, bisa dikatakan sangat murah senyum, interaksi dan komunikasi dengan para pengunjung juga terjalin dengan harmonis, yang gw liat adalah, para petugas itu seperti mentransfer kebahagiaan kepada para pengunjung, bahkan meraka kaga canggung menawarkan bantuan ringan. Yaa walaupun tujuan utama para pengunjung adalah wahana dan atraksi disana, setidaknya ga ada yg bikin mood mereka rusak oleh petugas.

Apakah kita sudah menjadi orang yang apatis, atau skeptis terhadap orang lain?. 
Berita tentang kekerasan, pemerkosaan, pencurian udah banyak mensabotase otak ramah kita. Ditambah lagi kebanyakan kita emang orang penuh dengan gengsi, penuh dengan tatapan merendahkan (apalagi kalo liat gw yang kalo keluar pede dengan pakaian gembel. hehehe). yang dengan sikap yang demikian bakal terhindar dari teror dan perasaan rendah diri.

Gw bukan ngajak buat lo buat berubah jadi yg murah senyum setiap saat. Nggak.. Tapi cuma bertanya aja, apa masih pantas negara kita disebut sebagai negara ramah dan murah senyum??.

Kalo lo berpendapat masih, yuk mulai senyum lagi apapun masalah yg lagi lo hadapi. Tenang, gw temenin koq.

No comments: